Thursday, November 5, 2015

Cara Mengatur Ketinggian Jok / Sadel Sepeda

Cara Mengatur Ketinggian Jok / Sadel Sepeda



Olahraga merupakan kebutuhan dari masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Bersepeda merupakan olahraga yang diminati oleh berbagai kalangan di kota besar. Teknik bersepeda diperlukan untuk mencapai tujuan yang optimum dalam penggunaan sepeda. Pengaturan tinggi jok / sadel dapat membuat bersepeda terasa nyaman dan energi yang dikeluarkan akan semakin optimum. Tetapi sebaliknya apabila pengaturan jok tersebut salah, maka hal tersebut tak hanya bisa membuat bersepeda tidak nyaman, tetapi juga bisa mengakibatkan cedera pada otot. Dan sebuah penelitian menyatakan bahwa posisi jok yang terlalu rendah dapat mempercepat kelelahan hingga 12%.

Berikut ini adalah beberapa metode dalam menentukan tinggi jok sepeda yang tepat, yaitu:

Metode Tumit (The Heel Method)


Metode ini paling populer dan banyak disarankan oleh trainer ataupun toko sepeda. Caranya dengan menempatkan tumit sepatu anda pada pedal dan atur tinggi jok sepeda hingga kaki lurus di bagian bawah siklus pedal dengan menyisakan panggul pada posisi horisontal. Meskipun metode ini sudah sangat popular tetapi hampir tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung dan sering kali ketinggian jok sepeda yang telah disesuaikan menjadi terlalu rendah.


Profesor Will Pelever dari Mississippi University for Women telah menulis beberapa makalah membandingkan metode untuk menemukan tinggi jok sepeda terbaik. Ia mengatakan bahwa masalah utama pada metode ini adalah, metode ini tidak memperhitungkan femur, tibia dan panjang kaki yang bervariasi pada setiap orang.


(Bikeradar)



Metode 109% (The 109% method)


Metode yang dikembangkan oleh Hamley dan Thomas dalam sebuah makalah pada tahun 1967 dianggap lebih akurat. Mereka bereksperimen dengan ketinggian sadel yang berbeda dan menemukan bahwa tinggi jok sepeda yang ideal akan dicapai ketika pelana diposisikan pada posisi 109% dari panjang inseam seseorang saat mengukur dari poros pedal ke puncak ketinggian jok sepeda.

Pengukuran inseam seseorang pada dasarnya adalah jarak antara selangkangan ke lantai. Untuk menghitungnya, hadapkan tubuh dinding dan letakkan sebuah buku tebal di antara kaki dan anggaplah buku tersebut sebagai pelana. Pastikan anda berdiri tegak dengan tumit di lantai dan beri tanda garis di tepi buku bagian atas dengan menyentuh dinding. Jarak dari lantai dengan tinggi tanda terebut adalah ukuran atau panjang inseam anda. Untuk mendapatkan hasil terbaik, lakukan pengukuran beberapa kali dan ambillah nilai rata-ratanya sebagai acuan. Cara ini telah terbukti sebagai metode yang sangat populer dan direkomendasikan oleh banyak pelatih top. Namun, sebuah penelitian terbaru oleh Profesor Pelever menemukan bahwa hasil metode ini lebih rendah daripada metode Holmes, baik dari segi output daya dan ekonomi.

Metode LeMond (The LeMond method)


Metode ini adalah variasi dan pengembangan populer dari metode 109% yang dipelopori oleh pemenang Tour de France tiga kali Greg LeMond. Masih menggunakan panjang inseam sebagai panduan, rumus ini menghitung 88,3% dari panjang inseam seseorang dan menggunakannya untuk mengukur jarak dari titik as bawah (bottom bracket) ke atas puncak jok sepeda. Yang menarik, metode ini sering menghasilkan ketinggian kursi yang berbeda dari metode 109%. Dan meskipun tampaknya “bekerja” bagi banyak orang, cara ini mungkin tidak ideal untuk seseorang dengan tulang femur yang sangat panjang.


(Bikeradar)




Metode Holmes


Pada awalnya metode ini dikembangkan untuk mengurangi cedera akibat penggunaan sepeda yang berlebihan dan mengambil pendekatan yang sama sekali berbeda dari tiga metode lainnya. Metode ini menggunakan alat goniometer untuk mengukur sudut sendi lutut, di bagian bawah kayuhan pedal. Holmes merekomendasikan sudut antara 25 dan 35 derajat, dan lebih dekat ke 25 derajat bagi mereka yang memiliki riwayat patella tendonitis. Hal ini mungkin terdengar lebih teknis dan rumit. Bila terlalu rumit mungkin lebih baik untuk menggunakan salah satu dari dua metode inseam, ditambah dengan penggunaan goniometer.


Penelitian Will Pelever telah menunjukkan bahwa pengaturan ketinggian sadel sesorang berdasarkan sudut lutut sebesar 25 derajat, melebihi semua metode lain (termasuk sudut 35 derajat). "Menggunakan goniometer dan sudut 25 derajat jelas metode yang saya akan merekomendasikan," kata Pelever seperti dikutip dari Cyclingnews.

Jangan hanya mengandalkan merasa nyaman dan baik. "Jika anda telah mengayuh pada ketinggian sadel yang jauh lebih rendah dari posisi yang optimal (seharusnya), mungkin anda akan merasa canggung pada awalnya," tambah Pelever.

Tubuh mungkin perlu beradaptasi (biasanya dalam dua sampai tiga minggu) dengan posisi baru tersebut. Namun hal itu tidak hanya akan membuat tubuh merasa nyaman, tetapi akan meningkatkan kinerja dalam jangka panjang.

Jika seseorang masih merasa tidak nyaman setelah beberapa minggu, maka ia perlu membuat penyesuaian kembali, dengan menggunakan sudut lutut 25 derajat sebagai titik awal. Bila terlalu tinggi maka sudut sadel perlu diatur ke atas sedikit untuk kenyamanan.

(Bikeradar)




No comments:

Post a Comment